Filosofi Dasar Pendekatan Kualitatif Pada Disiplin Ilmu Keperawatan
Infoyay - Keperawatan merupakan salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan keberagaman perilaku manusia dalam kehidupan nyata dan berbagai keunikan yang dimiliki manusia.
Perspektif dan paradigma keperawatan menjelaskan bahwa manusia merupakan sekumpulan pribadi yang unik dan kompleks, manusia bukan suatu objek, dan manusia memiliki berbagai kebutuhan hidup, seperti kebutuhan untuk dihargai dan dicintai oleh sesama.
Berdasarkan pernyataan poerwandari (2009) yakni untuk dapat memahami kompleksitas dan keberagaman perilaku manusia diperlukan suatu metode penelitian yang memungkinkan peneliti mampu menggambarkan dan menginterpretasikan perilaku manusia tersebut berdasarkan pengalaman subjektif dalam bentuk narasi atau cerita langsung dari fenomena atau situasi yang dialami manusia sebagai subjek yang diteliti.
Ilmu Keperawatan menjadikan manusia sebagai salah satu paradigma keperawatan yang menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan beradaptasi dengan dirinya sendiri dan hubungannya dengan individu lain, serta memiliki kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Dalam menjalani aktivitas sehari-harinya, manusia dihadapkan pada berbagai kondisi, seperti kondisi fisik, sosial dan ekonomi yang dapat memengaruhi kehidupannya. Selain itu, manusia dipandang memiliki kemampuan untuk memberikan Dan meletakkan berbagai makna terhadap peristiwa kehidupan yang dialami, ataupun perubahan makna makna tersebut.
Sebagai seorang makhluk sosial, manusia memiliki kompleksitas masalah kehidupan yang tidak semuanya dapat diukur secara objektif (kuantitatif), melainkan memerlukan parameter lainnya untuk dapat memahami manusia dan realitas kehidupan nya secara utuh. Poerwandari (2009) menyatakan untuk dapat memahami secara menyeluruh tentang manusia dan realitas kehidupan sosialnya, peneliti dapat memberikan gambaran dan interpretasi secara bebas dan tidak dibatasi oleh hukum alam dan bukan manusia serta mempertimbangkan berbagai konteks atau kondisi manusia itu tinggal dan hidup bersama melalui pendekatan kualitatif.
Tradisi penggunaan pendekatan kualitatif untuk mempelajari fenomena kehidupan manusia berasal dari disiplin ilmu sosial. Tradisi ini muncul karena pada umumnya aspek pada disiplin ilmu sosial mempelajari nilai-nilai kemanusiaan, perilaku dan budaya cara hidup manusia, dan hubungan sosial antar manusia. Aspek tersebut belum memungkinkan dipelajari secara komprehensif dengan hanya menggunakan metode penelitian kuantitatif. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial yang dalam menjalani kehidupan sosialnya berhubungan dengan manusia lain. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki banyak fenomena atau situasi kehidupan yang permasalahannya tidak semua memiliki ukuran secara objektif atau dapat didefinisikan secara kondusif dan definitif. Sebagai contoh, nilai, kepercayaan, persepsi tentang pengalaman kehidupan manusia dan makna atau arti kehidupan manusia untuk manusia lainnya belum memiliki ukuran yang objektif dan definitif serta merupakan fenomena yang tidak dapat di eksplorasi dan dipelajari dengan hanya satu pendekatan secara kuantitatif, melainkan perlu pendekatan lain, yaitu pendekatan secara kualitatif.
Seorang peneliti menggunakan metode kualitatif Terutama ketika tidak banyak yang diketahui tentang area yang diteliti dan masalah, keadaan atau situasi tertentu. Hal ini dapat terjadi, karena penelitian kualitatif dapat mengungkapkan proses yang terjadi selain yang tampak dipermukaan. Penelitian ini juga memberikan perspektif yang segar dan baru pada berbagai area dan ide yang sebelumnya sudah ada (Corbin & Strauss, 2007).
Penelitian keperawatan dianggap sebagai bagian terpadu dari profesional keperawatan. Hasil dari penelitian keperawatan dapat berkontribusi untuk pengembangan dan pembaruan perawatan pasien serta sebagai pengembangan pendidikan keperawatan dan kepemimpinan dalam praktik klinis (Politik & Back, 2012).
Akan tetapi, bukti empiris dalam ukuran objektif dari praktik keperawatan memiliki keterbatasan dalam menjawab permasalahan klinik yang dialami pasien terutama untuk menjawab berbagai kebutuhan pasien yang bersifat subjektif dan interpretatif (Thorne, 1997; Krasner, 2000).
Perawat dan para profesional kesehatan lainnya secara jelas memiliki kewajiban dan peran membantu menyelesaikan permasalahan kesehatan pada pasien dengan mempelajari pengalaman-pengalaman mereka dengan memahami kebiasaan, budaya, dan perilaku pasien dan memahami proses hubungan sosial mereka dengan manusia lainnya yang dapat memengaruhi kondisi rentang sehat dan sakit mereka. (Thorne, 1997).
Selanjutnya, pendekatan kualitatif menawarkan berbagai bentuk penyelesaian untuk lebih memahami kehidupan manusia dalam realitas sosial secara mendalam dengan memerhatikan berbagai aspek dan konteks yang terkait dengan kehidupan sosialnya melalui pendekatan fenomenologi, grounded teori, etnografi, studi kasus, dan lain sebagainya.
Dengan demikian perilaku manusia dapat dijelaskan lebih rinci, bukan hanya dari sekedar mencari hubungan kausalitas (hubungan sebab akibat), tetapi dapat menghasilkan pemahaman tentang intisari dari berbagai respon dan perilaku yang dilakukan manusia dalam aktivitasnya melakukan relasi atau hubungan sosial dengan individu lainnya.
Peneliti kualitatif mengadopsi perspektif yang berorientasi pada manusia sebagai seorang individu secara menyeluruh. Pendekatan kualitatif mengembangkan pemahaman pada pengalaman manusia dan interaksinya dengan sesama manusia lainnya.
Pemahaman pada pengalaman manusia ini penting bagi perawat yang dalam memberikan pelayanan kesehatan berfokus pada konsep konsep peduli kepada sesama, melaksanakan Komunikasi terapeutik dan melakukan interaksi interpersonal dengan para kliennya.
Perawat memiliki paradigma tentang manusia bahwa manusia itu bukan hanya sistem tubuh atau kasus diagnostiknya, sehingga penelitian harus berfokus pada manusia secara utuh bukan hanya fisik saja (Leininger, 1985).
Melalui pendekatan kualitatif, perawat sebagai peneliti memperoleh pengetahuan dan wawasan yang kaya tentang manusia yang menjadi pasiennya, koleganya, atau tenaga kesehatan lainnya, termasuk relasinya dengan sosial budaya yang terbentuk dalam hubungan antar manusia dengan lingkungannya.
Jadi, fenomena yang dipelajari tentang manusia mencakup bermacam emosi, persepsi, dan tindakan sebagai pengalaman kualitatif (Holloway & Wheeler, 1996).
Sebagai contoh, fenomena tentang perubahan angka kelahiran pada abad Milenium ini, yaitu terjadinya penurunan angka kelahiran bayi. Fenomena ini tidak cukup di Jelaskan dengan memberikan asumsi atau dugaan Berdasarkan perubahan pola-pola dari angka-angka tersebut secara statistik, melainkan perlu memahami dan memaknai cerita dan ungkapan secara langsung dari para pasangan usia subur tentang terjadinya perubahan perilaku dan kebutuhan mereka untuk memiliki keturunan.
Contoh lainnya, untuk memahami fenomena jumlah anak yang dimiliki para orang tua, peneliti tidak cukup dengan memprediksi angka kesuburan mereka, namun, diperlukan cara lain yaitu itu mendengar langsung cerita cerita para orang tua tentang makna kehadiran anak dalam kehidupan mereka.
Kualitatif,
Metodologi Penelitian
Penelitian keperawatan dianggap sebagai bagian terpadu dari profesional keperawatan. Hasil dari penelitian keperawatan dapat berkontribusi untuk pengembangan dan pembaruan perawatan pasien serta sebagai pengembangan pendidikan keperawatan dan kepemimpinan dalam praktik klinis (Politik & Back, 2012).
Akan tetapi, bukti empiris dalam ukuran objektif dari praktik keperawatan memiliki keterbatasan dalam menjawab permasalahan klinik yang dialami pasien terutama untuk menjawab berbagai kebutuhan pasien yang bersifat subjektif dan interpretatif (Thorne, 1997; Krasner, 2000).
Perawat dan para profesional kesehatan lainnya secara jelas memiliki kewajiban dan peran membantu menyelesaikan permasalahan kesehatan pada pasien dengan mempelajari pengalaman-pengalaman mereka dengan memahami kebiasaan, budaya, dan perilaku pasien dan memahami proses hubungan sosial mereka dengan manusia lainnya yang dapat memengaruhi kondisi rentang sehat dan sakit mereka. (Thorne, 1997).
Selanjutnya, pendekatan kualitatif menawarkan berbagai bentuk penyelesaian untuk lebih memahami kehidupan manusia dalam realitas sosial secara mendalam dengan memerhatikan berbagai aspek dan konteks yang terkait dengan kehidupan sosialnya melalui pendekatan fenomenologi, grounded teori, etnografi, studi kasus, dan lain sebagainya.
Dengan demikian perilaku manusia dapat dijelaskan lebih rinci, bukan hanya dari sekedar mencari hubungan kausalitas (hubungan sebab akibat), tetapi dapat menghasilkan pemahaman tentang intisari dari berbagai respon dan perilaku yang dilakukan manusia dalam aktivitasnya melakukan relasi atau hubungan sosial dengan individu lainnya.
Peneliti kualitatif mengadopsi perspektif yang berorientasi pada manusia sebagai seorang individu secara menyeluruh. Pendekatan kualitatif mengembangkan pemahaman pada pengalaman manusia dan interaksinya dengan sesama manusia lainnya.
Pemahaman pada pengalaman manusia ini penting bagi perawat yang dalam memberikan pelayanan kesehatan berfokus pada konsep konsep peduli kepada sesama, melaksanakan Komunikasi terapeutik dan melakukan interaksi interpersonal dengan para kliennya.
Perawat memiliki paradigma tentang manusia bahwa manusia itu bukan hanya sistem tubuh atau kasus diagnostiknya, sehingga penelitian harus berfokus pada manusia secara utuh bukan hanya fisik saja (Leininger, 1985).
Melalui pendekatan kualitatif, perawat sebagai peneliti memperoleh pengetahuan dan wawasan yang kaya tentang manusia yang menjadi pasiennya, koleganya, atau tenaga kesehatan lainnya, termasuk relasinya dengan sosial budaya yang terbentuk dalam hubungan antar manusia dengan lingkungannya.
Jadi, fenomena yang dipelajari tentang manusia mencakup bermacam emosi, persepsi, dan tindakan sebagai pengalaman kualitatif (Holloway & Wheeler, 1996).
Sebagai contoh, fenomena tentang perubahan angka kelahiran pada abad Milenium ini, yaitu terjadinya penurunan angka kelahiran bayi. Fenomena ini tidak cukup di Jelaskan dengan memberikan asumsi atau dugaan Berdasarkan perubahan pola-pola dari angka-angka tersebut secara statistik, melainkan perlu memahami dan memaknai cerita dan ungkapan secara langsung dari para pasangan usia subur tentang terjadinya perubahan perilaku dan kebutuhan mereka untuk memiliki keturunan.
Contoh lainnya, untuk memahami fenomena jumlah anak yang dimiliki para orang tua, peneliti tidak cukup dengan memprediksi angka kesuburan mereka, namun, diperlukan cara lain yaitu itu mendengar langsung cerita cerita para orang tua tentang makna kehadiran anak dalam kehidupan mereka.
0 Response to "Filosofi Dasar Pendekatan Kualitatif Pada Disiplin Ilmu Keperawatan"
Post a Comment
# Silahkan berkomentar sesuai Topik.
# Komentar Anda akan di moderasi terlebih dahulu baru akan di publish
# Dan Jangan sampai kommentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih